Loading..
Sponsored By :GoogleAdsense.

Sunday, July 17, 2011

RSU Pailit, Orang Miskin Tidak Boleh Sakit


“Ny. Rani  Serukan Semua Pihak Berpikir Bijak”
Garut News ( Jumat, 15/7 ).
Puluhan hingga ratusan pasien yang berdatangan ke RSU dr Slamet Garut, Jumat, terlantar dan resah karena kecewa terpaksa kembali pulang ke rumah masing-masing, akibat ditolak menggunakan jasa layanan “Jaminan Kesehatan Daerah” (Jamkesda).
Penolakan tersebut, menyusul “pailitnya” kondisi keuangan RSU, sehingga tidak bisa memberikan jasa layanan bagi pasien Jamkesda, yang berdampak pula “Orang Miskin Tidak Boleh Sakit”, ungkap beberapa sumber yang ditemui Garut News di RSU itu.
Menyebabkan seluruh pasien Jamkesda yang semula hendak berobat juga keluarga miskin yang mengantar, termasuk Ujang Hendi dan Wahid mengaku sangat kecewa.
Sebab pihak rumah sakitpun,  terpaksa menghentikan layanan Jamkesda, sejak 15 Juli 2011, akibat terbelit beban keuangan, sehingga pihak rumah sakit kembali bisa membuka jasa layanan Jamkesda, jika alokasi anggaran Pemkab setempat direalisasikan.
Wakil Direktur RSU dr Slamet Garut, dr Robby Abubakar antara lain mengemukakan, seperti diketahui, anggaran yang disediakan Pemkab setempat, bagi layanan Jamkesda hanya sebesar Rp6,5 miliar.
Sedangkan jumlah pasien yang menggunakan jasa layanan ini melebihi kuota yang dianggarkan, mengakibatkan Pemkab hingga sekarang masih berutang kepada pihak rumah sakit sebesar Rp21 miliar.
Tunggakan yang masih belum dibayar Pemkab itu, berdampak membebani kondisi keuangan RSU, maka dengan sangat terpaksa menghentikan dahulu jasa layanan Jamkesda, katanya.
Sumber lain katakan, pasien Jamkesda pun dipastikan memerlukan obat-obatan, yang mustahil bisa terpenuhi apabila alokasi dananya tidak ada, maka daripada mengganggu jasa pelayanan secara keseluruhan, maka dengan terpaksa menghentikan dahulu layanan Jamkesda.
“Ny. Rani  Serukan Semua Pihak Berpikir Bijak”
Istri Wakil Bupati Garut, Ny. Rani Permata Diky Chandra, yang juga Ketua Konsorsium Gerakan Rela Untuk Mereka, melalui Garut News menyerukan, agar semua pihak bisa berpikir bijak.
“Saya rasa tidak ada pemerintah di belahan dunia manapun berkeinginan dengan sengaja untuk menelantarkan rakyatnya, tetapi memang sebaiknya terdapat jalan keluar yang tidak terlalu memberatkan penderitaan masyarakat pra sejahtera”,katanya.
Sehingga diperlukan ketegasan berupa kecepatan aksi dalam kerja nyata, diantaranya dengan pola jemput bola ke tingkat pusat, untuk menanggulangi permasalahan ini, dan setelah usaha maksimal dilakukan hendaknya semua pihak pun bisa bersabar.
Menyusul titik klimak penentu hanya Allah SWT, kita do’akan agar para pemegang kebijakan, segera mendapatkan jalan keluar yang terbaik, sehingga keresahan masyarakat bisa secepatnya teratasi, imbuh Ny. Rani dengan nada prihatin.***(John).
*GarutNews

0 Comments:

Post a Comment

leave comment for this article...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

 
Photobucket